Di sebuah malam Desember yang dingin, Detektif Rio sedang menikmati secangkir cokelat panas di kantornya. Namun, ketenangan itu terhenti ketika pintu kantornya terbuka dengan suara keras. Di hadapannya berdiri sosok berjubah merah, berjanggut putih lebat, dan mata yang dipenuhi kekhawatiran. Sinterklas telah datang meminta bantuan.
"Rio, semua hadiah yang akan kuberikan kepada anak-anak di seluruh dunia telah dicuri! Jika tidak ditemukan, Natal tahun ini akan berantakan," ujar Sinterklas dengan nada cemas.
Rio segera bersiap. "Siapa yang mungkin mencurinya, Tuan Claus?"
Sinterklas menghela napas berat. "Aku menduga para peri nakal di Hutan Es Abadi. Mereka selalu iri dengan para peri pembantu di workshopku."
Tanpa membuang waktu, Rio dan Sinterklas menaiki kereta salju ajaib, yang ditarik oleh rusa-rusa terbang. Mereka melesat menuju Hutan Es Abadi, tempat yang penuh misteri dan keindahan magis. Namun, di balik kecantikannya, hutan itu menyimpan jebakan yang mematikan.
Setibanya di hutan, jejak-jejak kecil peri terlihat di salju. Rio mulai menganalisis pola jejak itu dan menyadari bahwa para peri nakal bergerak ke arah sebuah gua yang tersembunyi di balik air terjun beku. "Kita harus berhati-hati," ujar Rio. "Mereka pasti telah menyiapkan perangkap."
Dengan cermat, Rio memimpin jalan. Mereka berhasil menghindari jebakan tali salju dan ilusi magis yang memutarbalikkan arah. Setelah perjalanan yang melelahkan, mereka tiba di dalam gua yang berkilauan oleh kristal es. Di tengah ruangan besar, tampak tumpukan hadiah yang dicuri, dijaga oleh sekelompok peri kecil yang tertawa licik.
Rio menggunakan kecerdikannya untuk berbicara dengan para peri. Ia membujuk mereka, mengingatkan bahwa Natal adalah tentang berbagi kebahagiaan, bukan iri hati. Salah satu peri, yang terlihat lebih ragu-ragu dibanding yang lain, akhirnya angkat bicara. "Kami hanya ingin perhatian. Kami selalu merasa terabaikan oleh Sinterklas."
Sinterklas maju dan berkata dengan penuh kasih, "Aku tidak pernah melupakan kalian. Kalian adalah bagian dari keajaiban Natal. Mulai sekarang, aku akan melibatkan kalian dalam persiapannya."
Setelah mendengar itu, para peri nakal akhirnya menyerahkan hadiah-hadiah tersebut. Sebagai tanda rekonsiliasi, mereka bahkan membantu Rio dan Sinterklas mengangkut hadiah kembali ke kereta salju.
Di malam Natal, Sinterklas berhasil membagikan semua hadiah tepat waktu, dengan bantuan para peri yang kini telah berubah hati. Detektif Rio kembali ke kantornya dengan perasaan puas, mengetahui bahwa ia telah menyelamatkan Natal dan membawa harmoni di dunia peri.
No comments:
Post a Comment