Setiap tanggal 30 September, layar kaca Indonesia dulu selalu menayangkan film legendaris Pengkhianatan G30S/PKI. Disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dirilis pada tahun 1984, film ini menjadi tontonan wajib di masa Orde Baru sebuah upaya untuk mengenang kelamnya tragedi berdarah yang mengguncang bangsa pada tahun 1965.
Namun di balik kisah yang divisualisasikan dengan dramatis itu, tersimpan fakta yang jarang diketahui banyak orang: salah satu pemeran dalam film tersebut ternyata bukan sekadar aktris, melainkan saksi hidup sekaligus korban langsung tragedi G30S. Ia adalah Mbok Milah, pembantu kesayangan keluarga Jenderal Ahmad Yani, yang turut menjadi saksi mata pada malam kelam penculikan sang jenderal.
Kisah ini pertama kali diungkapkan oleh akun Twitter @tukangpulas, yang membagikan fakta mengejutkan bahwa Mbok Milah benar-benar memerankan dirinya sendiri dalam film tersebut. Dalam salah satu adegan paling mengharukan, ia muncul saat membuka pintu rumah dan berkata lirih kepada pasukan Tjakrabirawa, “Bapak masih tidur, Den.” Kalimat sederhana itu kini bergema sebagai potongan nyata dari sejarah bangsa bukan hanya adegan film, tetapi kenangan hidup yang tak mungkin ia lupakan.
Kebenaran kisah ini bahkan diperkuat oleh pengakuan salah satu anak Jenderal Ahmad Yani dalam wawancara di TVRI. Mereka membenarkan bahwa Mbok Milah memang ikut terlibat langsung sebagai dirinya sendiri di film yang menggambarkan detik-detik terakhir sang jenderal.
Tak sedikit warganet yang merasa tersentuh dan sedih mengetahui fakta ini. Mereka membayangkan betapa beratnya beban batin yang harus ditanggung Mbok Milah memerankan kembali peristiwa nyata yang telah merenggut nyawa majikannya di depan matanya sendiri.
> “Gak bisa bayangin, traumanya kayak gimana itu si Mbok Milah,” tulis salah satu netizen.
“Ga bisa bayangin perasaan beliau,” tambah yang lain.
Kini, nama Mbok Milah menjadi simbol kesetiaan dan keberanian seorang perempuan sederhana yang tanpa sadar menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Ia bukan hanya saksi, tapi juga pengingat bagi generasi penerus tentang makna kesetiaan, duka, dan luka bangsa yang tak boleh dilupakan.
Sumber :
No comments:
Post a Comment