Menyelami Makna di Balik Tindakan Kyai Mim



Beberapa waktu lalu, saya menonton video yang disebarkan Sahara tentang perilaku Kyai Mim—joget-joget, teriak, bahkan melempar tubuh ke tanah—saat dimarahi pihak Sahara. Awalnya, saya merasa terkejut dan berpikir, “Ini di luar kewajaran.” Namun, ketika saya mengetahui bahwa Kyai Mim adalah dosen filsafat yang mendalami tarikat, tasawuf, dan simbolisme metaforis, saya mulai memahami perilaku itu sebagai ekspresi spiritual dan cara beliau menghadapi konflik secara nonkonvensional.
Saya langsung teringat kisah Abunawas, yang sering menghadapi masalah dengan cara lucu atau aneh, tetapi selalu ada maksud tersirat di balik tindakannya. Begitu juga Kyai Mim: langkah-langkah yang tampak aneh itu sebenarnya menyimpan pesan simbolik, tanpa harus konfrontasi langsung. Mengetahui hal ini membuat saya tersadar betapa mudahnya masyarakat menilai perilaku seseorang tanpa memahami konteks. Viral-nya video ini dan tuduhan yang muncul bahkan membuat Kyai Mim sementara kehilangan pekerjaan dan harus pindah dari lingkungan tempat tinggalnya karena diusir oleh RT/RW-nya
Bagi saya, kasus ini menjadi pengingat penting. Di era media sosial, reaksi cepat sering menilai permukaan, tanpa menyentuh makna di balik tindakan seseorang. Kyai Mim, dengan ekspresinya yang tampak “aneh”, sebenarnya menunjukkan bentuk perlawanan halus dan simbolik terhadap tekanan eksternal.
Saya belajar bahwa tindakan yang tampak lucu atau aneh kadang menyimpan makna mendalam, sebagaimana filosofi dan tasawuf yang beliau ajarkan. Penting bagi saya—dan bagi kita semua—untuk memahami konteks sebelum menilai, dan menghargai ekspresi yang mungkin berbeda dari kebiasaan umum.

No comments: