26 Bangunan Bersejarah di Surabaya dan Penjelasannya


Tahun ini, Hari Pahlawan jatuh pada hari ini, Rabu (10/11/2021). Hal tersebut bertujuan untuk mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah negeri. Untuk memperingati Hari Pahlawan.

Kita dapat memasang Foto kita dengan tampilan Hari Pahlawan dengan menggunakan aplikasi Twibbon Hari Pahlawan 2021.



Kenapa 10 November Hari Pahlawan?
Hari Pahlawan ditetapkan untuk memperingati perjuangan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah (tentara Inggris) pada 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya.

Apa makna Hari Pahlawan di tahun 2021?
Dikutip melalui situs resmi, Kementerian Sosial (Kemensos), tema Hari Pahlawan 2021 yaitu 'Pahlawanku Inspirasiku' dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati jasa serta perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Siapa tokoh Hari Pahlawan?
Mereka terdiri dari lima tokoh nasional yaitu, dokter Sutomo, Sukarno, serta Tiga Serangkai. Kelima tokoh inilah yang kemudian disebut sebagai pahlawan kebangkitan nasional. Gelar bagi mereka yang telah berjuang ketika masa kebangkitan nasional yang ditandai dengan adanya Budi Utomo itu sendiri.

Dalam peristiwa pertempuran 10 November dan Hari Pahlawan Nasional ini, Soetomo atau Bung Tomo menjadi salah satu sosok penting dan berpengaruh. Pada peristiwa pertempuran tersebut, Bung Tomo membangkitkan semangat rakyat dan pemuda Surabaya untuk bersatu melawan penjajah dengan pidato penyiaran 


Ada banyak bangunan bersejarah di Kota Surabaya, berikut ini 26 Bangunan Bersejarah di Surabaya dan Penjelasannya

Pendudukan Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia menyebabkan banyak berdirinya bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Indonesia, bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi bisu Pemerintahan Belanda  di Indonesia. Di Surabaya memiliki banyak bangunan bersejarah hasil peninggalan Belanda yang selanjutnya dimanfaatkan untuk kepentingan umum bangsa Indonesia. Bangunan bersejarah di Surabaya diantaranya adalah:
1. Monumen Kapal Selam


Monumen Kapal Selam bertempat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Monumen ini sebenarnya ialah kapal selam KRI Pasopati 410, yaitu salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal ini digunakan dalam Pertempuran Laut Aru demi membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.
Kapal selam ini dibawa ke darat untuk dijadikan monument dalam rangka memperingati keberanian pahlawan Indoesia. Kapal ini dipotong menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut ke darat dan dirangkai serta disambung kembali. Selain interior kapal selam, terdapat juga pemutaran film tentang proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Lokasi Monumen Kapal Selam di Jl. Pemuda No.39, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60271.

2. Tugu Pahlawan
 

Tugu Pahlawan merupakan monument yang menjadi markah tanah Kota Surabaya.  Monumen ini berbentuk paku terbalik dengan tinggi 41,15 meter. Bagian tubuh monumen terdiri dari 10 lengkungan dan terbagi atas 11 ruas. Makna dari tinggi, ruas, dan lengkungan tersebut adalah tanggal 10, bulan 11, dan tahun 1945. Tanggal ini adalah tanggal bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu Pertempuran 10 November 1945. Pada pertempuran tersebut banyak pejuang yang gugur melawan Sekutu dan Belanda. Demi mengenang jasa mereka, maka dibuatlah Tugu Pahlawan. Tugu Pahlawan berlokasi di tengah kota di Jalan Pahlawan dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1952. Monumen Tugu Pahlawan di Jl. Pahlawan, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan, Kota SBY, Jawa Timur 60174.


3.  Jembatan Merah
 

Bangunan Bersejarah di Surabaya selanjutnya adalah Jembatan Merah semasa VOC  jembatan ini bernilai penting karena merupakan penghubung paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya. Kawasan ini dulunya adalah daerah perniagaan yang mulai berkembang karena akibat Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Hingga kini, fungsinya sebagai pusat perniagaan masih terus berlangsung. Pada tahun 1890an, terjadi perubahan fisik pada Jembatan Merah. Pagar pembatas diubah dari kayu menjadi besi. Kondisi jembatan saat ini hampir sama seperti jembatan lainnya, dengan warna merahnya yang khas. Saat ini, Jembatan Merah menghubungkan Jalan Rajawali dan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya. Jembatan merah Surabaya berlokasi di Jl. Kembang Jepun No.192, Nyamplungan, Kec. Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa Timur 60161

 

4.  Hotel Majapahit
 

Hotel Majapahit merupakan hotel mewah bersejarah di Surabaya. Hotel ini sempat berganti nama beberapa kali, yaitu mulai dari LMS, Hotel Oranje, Hotel Yamato, Hotel Hoteru, hingga menjadi Hotel Majapahit. Hotel ini didirikan oleh Sarkies Bersaudara pada tahun 1910. Hotel ini dikelola oleh Mandarin Oriental Hotel Group pada tahun 1993 hingga 2006. Selanjutnya diakuisisi oleh PT Sekman Wisata pada tahun 2006.
Hotel Majapahit menjadi saksi perjuangan peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda menjadi bendera merah putih, yaitu bendera Republik Indonesia pada 19 September 1945. Peristiwa ini diawali dengn sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh Mr. Ploegman yang mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Masyarakat Surabaya tidak terima akan hal tersebut, sehingga mereka pun berbondong-bondong mendatangi hotel. Para pejuang kemudian naik dan merobek bagian warna biru dari bendera Belanda, sehingga akhirnya tersisa bendera Merah Putih atau bendera Republik Indonesia. Hotel Majapahit beralamat di Jl. Tunjungan No.65, Genteng, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60275.

5. Gedung Pertamina UPDN V Surabaya
 

Gedung Pertamina awalnya adalah bangunan De Societeit Concorda. Gedung ini dibangun pada tahun 1843 dan hasil rancangan J.P. Ermeling. Gedung ini dulunya merupakan tempat hiburan para tuan dan nyonya besar bangsa Belanda dan Eropa untuk menikmati kehidupan malam. Tempat tersebut dulunya dilengkapi dengan fasilitas bilyar dan fitness.
Gedung ini duduki oleh pasukan Sekutu di bawah pimpinan Kolonel Pugh pada 25 Oktober 1945. Kolonel Pugh memerintahkan pasukannya untuk merampas persenjataan pejuang Surabaya. Hal tersebut menyebabkan kemarahan rakyat, sehingga meletuslah pertempuran 28-30 Oktober 1945 yang kemudian menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby. Gedung tersebut kemudian menjadi Kantor UPDN V Pertamina setelah dilakukan nasionalisasi. Gedung ini terletak di Jalan Veteran No. 6-8 Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini berada di sebelah timur Kantor Pos Besar Surabaya.

 

6.  Gedung Bank Mandiri


Gedung Bank Mandiri Surabaya dulunya bernama Gedung NV Lindevetes. Gedung ini dibangun tahun 1911 oleh Hulswit dengan nama Gedung Lindeteves stokvis. Gedung ini digunakan untuk pabrik mesin Pemerintah Hindia Belanda dan perbaikan kapal-kapal perang.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan untuk Kitahama Butai. Gedung ini difungsikan sebagai bengkel perbaikan dan penyimpanan kendaraan serta senjata berat. TKR berhasil merampas kendaraan dan persenjataan tempat ini pada 1 Oktober 1945. Pada saat Pertempuran 10 November 1945, salah satu ruangan dari gedung ini dijadikan kamar mayat. Pada 12 September 1945, warga Surabaya dipimpin Esa Idris dan Suprapto menyerbu gudang peralatan Jepang. 
Gedung Bank Mandiri ini beralamat di jalan Pahlawan nomor 120, Surabaya. Berhadapan dengan gedung Bank Indonesia, serta tidak jauh dari Tugu Pahlawan Surabaya.

7.  Gedung Siola
 

Gedung Siola dahulu bernama White Laidlaw. Gedung ini didirikan pertama kali pada 1877 dan ditempati oleh Toko Whiteaway Laidlaw&Co milik pengusaha Inggris (Robert Laidlaw). Tempat ini menjual tekstil dan pakaian dan selanjutnya berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Gedung Siola (saat itu masih Toko Chiyoda) terbakar habis dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Gedung ini kemudain dibuka kembali pada 1960-an sebagai Toko Siola, yaitu dari nama pemiliknya Soemitro-Ing Wibisono-Ong-Liem-Ang. Toko ini ditutup pada 1998 dan dibuka kembali sebagai Ramayana Siola dari 1999-2008 atau sekarang bernama Tunjungan City. Gedung Siola saat ini digunakan sebagai Kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya, Kantor Badan Koordinasi Pelayan dan Penanaman Modal (BKPPM), dan Museum Surabaya. Gedung tersebut beralamat di Jl. Tunjungan No.1, Genteng, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60275.

8.  Gedung Negara Grahadi


Gedung Negara Grahadi dibangun tahun 1795 pada masa berkuasanya Residan Dirk Van Hogendorps (1794-1798). Gedung ini awalnya difungsikan untuk rumah kebun sebagai tempat peristirahatan pejabat Belanda atau sesekali sebagai tempat pertemuan dan pesta. Gedung ini terdiri dari dua lantai dengan gaya Roma. Gedung tersebut dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. W. Lemci.
Gedung Negara Grajadi menjadai tempat perundingan Presiden Soekarno dengan Jenderal Hawtorn untuk mendamaikan pertempuran pejuang dengan pasukan Sekutu. Pada 9 November 1945 tepatnya pukul 23.00 WIB, Gubernur Soerjo memutuskan menolak ultimatum menyerah tanpa syarat. Saat ini, Gedung Negara Grahadi menjadi tempat menerima tamu Gubernur Jawa Timur, pelantikan pejabat, dan upacara peringatan hari nasional. Gedung Negara Grahadi beralamat di Jl. Gubernur Suryo, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60271.

9.  Monumen Jenderal Soedirman


Bangunan Bersejarah di Surabaya selanjutnya adalah Monumen Jenderal Soedirman dibanguan untuk mengenang jasa-jasa Panglima Besar Djendral Soedirman. Beliau adalah sosok yang sederhana dan dikenal dengan taktik perang gerilyanya. Taktik tersebut dilancarkan saat mengusir penjajah Belanda dan merupakan salah satu taktik terbaik yang dimiliki bangsa ini. Soedirman pun dikenal sebagai salah satu ahli strategi perang yang dipunyai Indonesia. Monumen ini berbentuk sosok Djendral Soedirman yang sedang berdiri tegak dengan pedang di pinggangnya. Monumen ini berdiri tegak di Jalan Yos Sudarso. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 10 November 1970.
Monumen Jenderal Soedirman beralamat di Jl. Yos Sudarso No.7, RT.001/RW.06, Ketabang, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60272.

10. Museum Sepuluh Nopemb 


Museum Sepuluh November didirikan untuk memperjelas berdirinya Monumen Tugu Pahlawan. Museum tersebut digunakan sebagai media untuk mempelajari rangkaian peristiwa Pertempuran Sepuluh November 1945 di Surabaya. Museum ini didirikan pada 10 November 1991 dan diresimkan pada 19 Februai 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.
Museum Sepuluh November terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai tempat pameran 10 gugus patung yang melambangkan semangat juang warga Surabaya, sosiodram pidato Bung Tomo, dan ruangan pemutaran film Pertempuran 10 November 1945 (diodrama elektronik) serta ruang auditorium. Lantai kedua digunakan untuk ruang pamer senjata, pameran koleksi peninggalan Bung Tomo, dan dua ruang diodrama statis yang menyajikan delapan peristiwa yang terjadi pada Pertempuran Sepuluh Novemmber 1945 lengkap dengan narasinya.
Musium sepuluh Nopember beralamat di . Monumen Tugu Pahlawan di Jl. Pahlawan, Alun-alun Contong, Kec. Bubutan, Kota SBY, Jawa Timur 60174., lokasi ini berdekatan atau disekitar Tugu Pahlawan.

11. Museum WR Supratman
 

Setelah menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, beliau terus diburu oleh penjajah Belanda. Hal ini membuatnya sakit-sakitan dan kemudian meninggal pada 17 Agustus 1938. Lagu Indonesia Raya, hasil ciptaan WR Supratman diperdengarkan secara instrumental pertama kali ke publik pada malam penutupan Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Lagu kebangsaan tersebut selanjutnya selalu dibawakan setiap kongres berlangsung sebagai perwujudan keinginan bersama untuk sebuah kemerdekaan. Museum WR Supratman diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,  bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan yakni 10 November 2018. Museum WR Supratman berlokasi di Jl. Mangga No.21, Tambaksari, Kec. Tambaksari, Kota SBY, Jawa Timur 60136 dan didirikan untuk mengenang jasa WR Supratman. 


12. Gedung Soverdi


Gedung Soverdi berlokasi di Jl. Polisi Istimewa No.9, Keputran, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60265.  Gedung ini didirkan pada tahun 1925 dan dirancang oleh Hulswit, Fermont, dan Ed. Cuypers. Selanjutnya Gedung Soverdi resmi menjadi milik SVD pada 1 Januari 1975, tetapi rumah Soverdi di Jl. Imerto baru terjual pada 9 Mei 1975 oleh Markus Alim (pemilik perusahaan Maspion).
Soverdi adalah kependekan dari Societas Verbi Divini (The Society of the Divine Word). Soverdi atau yang sering disingkat SVD adalah sebuah Ordo Gereja Katolik Roma yang didirikan tahun 1875 di Steyl, Belanda, oleh Santo Arnoldus Janssen. Hingga saat ini, misionarisnya telah tersebar di 70 negara. SVD menggunakan nama Serikat Sabda Allah di Indonesia.

13. Museum Bank Indonesia Surabaya


Museum Bank Indonesia Surabaya dibangun oleh Bank Indonesia dan dibuka pada tanggal 27 Januari 2012 setelah direstorasikan. Museum ini menempati Gedung De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) yang merupakan Bank Sentral Hindia Belanda yang bermarkas di Batavia. De Javasche Bamk mendirikan cabang di Surabaya pada 14 September 1829. Setelah Indonesia Merdeka, gedung ini terus berfungsi sebagai cabang Bank Indonesia di Surabaya hingga tahun 1973. Museum Bank Indonesia menampilkan sejarah sistem perbankan di Indonesia, foto-foto lama dari Surabaya, dan koleksi mata uang kuno. Museum dibagi menjadi tiga ruang yaitu Ruangan Koleksi Mata Uang Lama, Ruangan Koleksi dari Konservasi, dan Ruangan Koleksi Harta Budaya. Museum Bank Indonesia Surabaya berlokasi Jl. Garuda No.1, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175.



14. Gedung Aperdi


Gedung Aperdi dulunya adalah kantor Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente (Perusahaan Umum Asuransi Jiwa dan Tunjangan Hari Tua). Perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi jiwa terbesar di Belanda yang didirikan tahun 1880.
Gedung ini kemudian disebut Gedung Aperdi karena pernah ditempati PT. Aperdi Djawa Maluku. Selain itu, pernah juga dipakai sebagai kantor PT. Asuransi Jiwasraya. Peletakan batu pertama dilakukan oleh John von Hemert pada 21 Juli 1901. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Hendrik Petrus Berlage dengan gaya Art Nouveau dengan lengkungan bata merah khas Berlage. Pada pintu utama gedung terdapat dua patung singa, karya Berlage yang ikut menghiasi gedung.
Gedung Aperdi ini beralamat di Jl. Jembatan Merah No.15, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175.

15. Gedung Hallo Surabaya
 

Gedung Hallo Surabaya dulunya adalah Rumah Sakit Mardi Santoso oleh perkumpulan Mardi Santoso. Pendiriannya diprakarsai oleh Dr. Van Hoogstraten pada November 1951. Pada masa penjajahan Belanda, RS Mardi Santoso beberapa kali berpindah tempat karena alasan ekonomi. Setelah kemerdekaan RS Mardi Santosos berubah nama menjadi RS Griya Husada. Gedung Hallo Surabaya resmi menjadi Cagar Budaya yang ada di Surabaya semenjak tahun 2009 lalu. Sejak 2009, gedung ini dijadikan Restoran Hallo Surabaya. Sayangnya restoran ini telah ditutup, tetapi bangunannya dijadikan objek wisata.Lokasi Gedung Hallo Surabaya berlokasi di No.8, Jl. R.A Kartini, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60264

Inilah penjelasan mengenai 15 bangunan bersejarah di Surabaya dan penjelasannya. Terdapat juga bangunan lainnya seperti Museum Kesehatan Surabaya dan sejarah Museum Jalesveva Jayamahe serta sejarah Museum Loka Jala Crana Surabaya. Semoga tulisan ini dapat membangkitkan semangat Anda untuk menjaga kekayaan bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia. Semoga bermanfaat.


16. Jalan Gula dan Jalan Karet



Bagi pemburu spot vintage di Surabaya pastinya tidak asing lagi dengan kedua jalan ini. Tidak jauh dari kawasan Jembatan Merah, Jalan Gula dan Jalan Karet seolah memberi ruang bagi pecinta sejarah untuk benar-benar memasuki lorong waktu Surabaya pada zaman penjajahan.
 
Jalan Gula dulunya merupakan pusat pabrik tembakau milik orang Belanda. Di jalan ini kamu juga akan menemukan banyak lorong dan gang sempit dengan bangunan-bangunan tua yang sudah tidak berpenghuni.
 

 

Berbeda dengan Jalan Karet. Di sepanjang jalan ini kamu banyak menemukan bangunan-bangunan megah klasik yang indah. Pada zaman penjajahan Belanda, kawasan Jalan Karet dikenal sebagai pusat perniagaan yang sibuk di Surabaya. Jalan Karet dan jalan Gula berlokasi di daerah Bongkaran, Kec. Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa Timur di sekitar Jalan Kembang Jepun, Jalan Slompretan, Jalan Rajawali, Jalan Gula dulunya sebagai perniagaan dan perdagangan masyarakat Tionghoa.

 

17. Gedung Internatio

 


Gedung Internatio yang aslinya bernama Internationale Crediten Handelvereeniging ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di masa penjajahan Belanda. Selain itu, gedung ini juga dijadikan markas pasukan Sekutu di Surabaya.  Desain arsitektur Gedung Internatio seolah membawamu ke lorong waktu zaman kolonial.
  

 

Tempat ini menjadi lokasi dimana terjadi baku tembak antara rakyat Surabaya dengan tentara Sekutu pada 30 Oktober 1945. Pertempuran sengit ini menjadi cikal bakal terjadinya peristiwa 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Gedung Internatio berlokasi di Jl. Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175.

 

18. Gedung Cerutu
 


Nah, kalau bangunan yang satu ini memiliki bentuk yang unik karena memiliki menara yang menyerupai cerutu rokok. Walaupun namanya Gedung Cerutu, tapi gedung ini tidak memiliki kaitan dengan rokok lho. Gedung Cerutu dulunya merupakan kantor perusahaan gula. Gedung ini berlokasi di seberang Gedung Internatio, tepatnya di sudut Jalan Rajawali.

Bentuk depannya sangat simetris khas bangunan zaman kolonial. Di sepanjang Jalan Rajawali kamu juga bisa menemukan bangunan-bangunan cagar budaya lain yang tidak kalah unik dan menarik.
Gedung Cerutu berlokasi di Jl. Rajawali No.7, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175.


19. Museum House Of Sampoerna


 

Kata Sampoerna memang sangat familiar dengan salah satu merek rokok terkenal di Indonesia. Gedung museum House of Sampoerna (HOS) ini sudah ada sejak tahun 1862 dan awalnya merupakan sebuah panti asuhan. Lalu pada tahun 1932 dibeli oleh pemilik rokok Sampoerna untuk dijadikan tempat produksi.
Bangunan ini juga mengalami beberapa kali renovasi sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi museum keluarga Sampoerna sekaligus sejarah rokok di Indonesia. Koleksinya sangat lengkap, dan bahkan kamu bisa ikut tur gratis keliling bangunan bersejarah di Surabaya lho.

 


Museum House Of Sampoerna berlokasi di Taman Sampoerna No.6, Krembangan Utara, Kec. Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa Timur 60163.

 

20. Penjara Kalisosok
  


Apa yang kamu bayangkan ketika pertama kali mendengar kata penjara? Penjara selalu identik dengan kesan menyeramkan. Tak terkecuali dengan Penjara Kalisosok di Surabaya ini. Lokasinya tidak jauh dari Museum HOS. Beberapa pahlawan kemerdekaan seperti KH Mas Mansyur, WR Supratman dan HOS Tjokroaminoto pernah ditahan di penjara ini.

 

 

Penjara Kalisosok konon kabarnya memiliki ruangan penjara bawah tanah – seram sekali ya! Penjara ini baru ditutup pada tahun 2000. Untuk mengurangi kesan seram, dinding bagian luar yang menghadap ke jalan dicat dengan mural warna warni yang instagramworthy.
Penjara Kalisosok berlokasi di  Jl. Kasuari No.5, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175.

21. Rumah Sakit Darmo
  

 

Rumah Sakit Darmo yang dulunya bernama Soerabajasche Zieken Verpleging (SZV) pertama kali didirikan oleh pihak kolonial Belanda pada tahun 1897. Awalnya SZV hanya berupa klinik di Jalan Ngemplak, lalu pada tahun 1921 lokasinya dipindah ke Jalan Raya Darmo.  Rumah Sakit Darmo berlokasi di Jl. Raya Darmo No.90, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60264.

 

 

Rumah sakit ini menjadi markas penting bagi pertahanan militer Belanda. Sampai saat ini Rumah Sakit Darmo masih berdiri megah dan menjadi salah satu rumah sakit tertua di Surabaya.
 
22. Makam Peneleh


 

Tidak banyak yang tahu jika di Surabaya terdapat sebuah makam Belanda yang sudah ada sejak tahun 1814. Memasuki areal pemakaman kamu akan melihat bentuk-bentuk makam bergaya gothic seperti di film horor luar negeri, lengkap dengan patung romawi yang unik. Makam Peneleh berlokasi di Jl. Makam Peneleh No.35A, Peneleh, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60274.

 


 

Batu nisan yang terpahat di setiap makam masih terlihat jelas. Meski kurang terawat, namun di sini kamu bisa menyaksikan betapa banyaknya warga Belanda yang dulunya tinggal di Surabaya.
 
23. Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria



Gereja ini merupakan gedung gereja Katolik tertua di Surabaya, yang dibangun pada tahun 1899 dan diresmikan pada tahun 1990. Arsitekturnya unik dan berbeda dari bangunan gereja lain di Surabaya karena menggunakan dinding batu bata merah ekspose. Bangunan gereja ini sempat hancur karena serangan bom penjajah Belanda pada tahun 1945. Namun, sampai saat ini gereja ini masih aktif dipergunakan sebagai tempat peribadatan.
Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, berlokasi di Jl. Kepanjen No.4-6, Krembangan Sel., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60175. 

 

24. Menara Syahbandar Kalimas


 

Menara syahbandar biasanya digunakan sebagai menara pengawas jalur lalu lintas kapal laut. Namun di Surabaya, menara syahbandar dapat kamu temui di sisi timur Kalimas. Di sinilah dulunya aktivitas bongkar muat perdagangan di Kalimas lama dilakukan. Bangunan ini membuktikan bahwa Kalimas dulunya merupakan sebuah dermaga yang luas dan sibuk dengan lalu lintas perdagangan. Keren sekali bukan?
Di bagian depan bangunan kamu bisa melihat logo Soera Ing Baja yang menjadi lambang kota Surabaya sekarang. Menara Syahbandar Kalimas merupakan salah satu dari dua bangunan di Surabaya yang memiliki logo tersebut.
Menara Syahbandar Kalimas berlokasi di Jl. Kalimas Utara No.26, Nyamplungan, Kec. Pabean Cantian, Kota SBY, Jawa Timur 60162.
 
25. Masjid Kemayoran
 


Jangan terkecoh dengan namanya. Masjid Kemayoran ini lokasinya berada di Surabaya, bukan Jakarta. Masjid Kemayoran merupakan salah satu masjid tertua di Surabaya yang jadi tempat perkumpulan rakyat Surabaya melawan penjajah. Masjid ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk meredam amukan umat muslim terkait perobohan Masjid di Surapringgo. Lapangan depan masjid dulunya dijadikan lapangan latihan militer pasukan Sekutu lho. Masjid Kemayoran sudah beberapa kali direnovasi namun jejak sejarahnya tetap tidak hilang dari ingatan.
Masjid Kemayoran Surabaya berlokasi di  Jalan Indrapura No. 2, Surabaya, Jawa Timur 60175, Indonesia.

 


26. Benteng di Surabaya


Tiga Benteng yang berada di Surabaya, diantaranya adalah Benteng yang berada di Kedungcowek, tepatnya di sisi timur Jembatan Suramadu dan berada di dalam kompleks militer Angkatan Darat di bawah naungan Paldam Kodam V/Brawijaya.

  

Benteng Kustbatterij Kedoeng-Tjowek atau yang lebih dikenal dengan nama Benteng Kedung Cowek yang ada di Kedungcowek ini memiliki panjang sekitar 600 meter dengan lebar rata-rata sekitar 10 meter. Beberapa bangunan juga ditemukan menjorok ke lautan. Di Benteng ini juga ditemukan barak serta bangunan mirip dapur.
Proses pembangunan benteng ini di mulai pada tahun 1901, oleh pemerintah Hindia Tujuan didirikannya Benteng Kedung Cowek adalah sebagai benteng dan pertahanan tepi pantai dan selat Madura. Benteng ini sendiri memiliki system perbentengan yang termasuk salah satu yang modern.

 
Selain sebagai pertahanan benteng ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan peluru dan Meriam. Benteng Kedung Cowek berdiri di lahan seluas 71.876 meter persegi. lahan tersebut merupakan teritori Kodim 0831/Surabaya Timur. Meski sempat terbengkalai, Benteng Kedung Cowek merupakan benteng peninggalan Belanda yang cukup kokoh. Selain itu, benteng ini juga dilengkapi meriam sebagai senjata untuk menembak kapal milik musuh.   Sayangnya, belum sempat menembakkan satu peluru meriam pun, Belanda terpaksa menyerahkan benteng tersebut saat Jepang menguasai Nusantara, termasuk pulau Jawa.

Selain di Kedungcowek, juga ditemukan dua benteng lagi yaitu di kawasan Bulak Banteng tepatnya di dalam kawasan Armada TNI AL Kawasan Timur (Armatim) atau tak jauh dari lokasi pembuangan sampah Armatim.

Hanya untuk benteng ini tidak dilengkapi dengan barak dan dapur. Meski begitu, di benteng yang kini tertutup rerimbunan tanaman ini masih nampak beberapa lubang bekas peluru.

Sedangkan satulagi juga berada di Armatim tepatnya di kawasan inti Armatim. Bahkan, benteng ini kini masih aktif digunakan dan dilengkapi dengan lorong-lorong bawah tanah dan senjata yang masih aktif digunakan.

 

 

Benteng Kedung Cowek juga menjadi saksi bisu atas Peristiwa 10 November 1945. Benteng ini menjadi tempat pertahanan Pasukan Sriwijaya dalam peristiwa tersebut. Pasukan Sriwijaya merupakan sekelompok pemuda yang sebagian besar berasal dari Tapanuli, Aceh, Deli, dan beberapa daerah di Sumatera. Kelompok pemuda ini awalnya hanya berniat singgah di Surabaya namun berjumpa dengan pemimpin pasukan tempur Arek-arek Surabaya Wiliater Hutagalung. Para pemuda tersebut kemudian membentuk pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan yang saat itu terancam olah kedatangan sekutu. Pasukan tersebut dinamakan Pasukan Sriwijaya. Banteng Kedung Cowek kemudian menjadi pusat pertahanan dari pasukan Sriwijaya. Terdapat sejumlah meriam yang dibentengi dengan tembok beton yang kokoh di kawasan tersebut.


 

Sumber: 



Semoga Bermanfaat.

Terima Kasih.


BACA JUGA :

No comments: