Di suatu malam yang hening, Detektif Rio sedang dalam perjalanan menuju Ketapang, Kalimantan Barat, untuk menyelidiki kasus hilangnya beberapa orang tanpa jejak. Berbagai rumor beredar bahwa mereka lenyap setelah masuk ke sebuah wilayah yang disebut "Padang 12", kota gaib yang hanya muncul di waktu tertentu. Konon, Padang 12 adalah kota modern gaib yang mirip dengan Atlantis, dengan teknologi canggih yang tak terlihat oleh manusia biasa.
Begitu tiba di Ketapang, Detektif Rio bertemu dengan penduduk setempat yang mengatakan bahwa tak ada yang pernah kembali setelah melangkah ke dalam Padang 12. Rasa penasaran dan insting detektifnya membuat Detektif Rio memutuskan untuk menyelidiki sendiri. Dia mempersiapkan peralatan khusus, termasuk kompas antimagnetik dan alat komunikasi yang mampu bertahan dalam anomali energi.
Malam itu, dengan bulan yang menggantung rendah di langit, Detektif Rio berjalan sendirian ke dalam hutan Ketapang, mengikuti petunjuk yang didapat dari penduduk. Semakin dalam ia masuk, udara mulai berubah, dan suasana mistis mulai terasa. Di depan matanya, sebuah celah kabur muncul, seolah-olah dua dunia sedang bertabrakan. Rio melangkah maju, dan tiba-tiba, dia berada di tengah-tengah kota yang luar biasa.
Padang 12 terhampar luas di hadapannya. Kota ini memiliki gedung-gedung tinggi bercahaya, jalan-jalan yang penuh kendaraan melayang, dan orang-orang yang tampak hidup dalam kemewahan teknologi yang luar biasa. Namun, di balik keindahannya, Detektif Rio merasakan sesuatu yang tidak beres—kota ini terasa dingin, dan penduduknya tampak seperti berjalan tanpa emosi, mata mereka kosong, seolah-olah mereka hanya boneka yang digerakkan oleh kekuatan tak terlihat.
Detektif Rio mencoba berinteraksi dengan penduduk, tapi mereka tidak menanggapi. Saat itulah dia sadar, Padang 12 bukanlah kota nyata bagi manusia seperti dirinya. Ini adalah ilusi yang diciptakan oleh kekuatan mistis yang tak dapat dijelaskan.
Rio segera menyadari bahaya situasinya. Kota ini bukan sekadar ilusi, melainkan jebakan bagi siapa pun yang masuk ke dalamnya. Waktu di sini berjalan berbeda, dan semakin lama dia berada di Padang 12, semakin sulit baginya untuk kembali. Saat ia berusaha mencari jalan keluar, sebuah sosok misterius menghampirinya. Orang itu, seorang pria tua dengan mata tajam dan jubah panjang, berkata, "Tidak banyak yang datang sejauh ini dan tetap sadar akan ilusi ini. Kamu punya pilihan, Rio. Tetap di sini dan nikmati keabadian, atau temukan jalan keluar sebelum kota ini menyerap seluruh jiwamu."
Detektif Rio tahu bahwa dia harus cepat bertindak. Dengan kecerdikannya, dia mulai menelusuri celah-celah di kota ini, mencari titik lemah dalam struktur gaibnya. Setelah berjam-jam berjalan tanpa arah di jalan-jalan yang berputar-putar, Detektif Rio menemukan bahwa pusat energi kota itu berada di sebuah menara besar di tengah Padang 12.
Dengan tekad, Detektif Rio memasuki menara itu dan menemukan inti kekuatan kota tersebut—sebuah kristal raksasa yang berpendar dengan cahaya mistis. Dia sadar bahwa untuk menghancurkan ilusi ini, dia harus merusak kristal tersebut. Dengan cepat, Detektif Rio menggunakan peralatannya dan memanfaatkan kompas antimagnetik untuk menemukan titik lemah kristal.
Saat dia berhasil memecahkan kristal, Padang 12 mulai retak dan runtuh di sekelilingnya. Kota itu memudar menjadi abu, dan Detektif Rio tiba-tiba menemukan dirinya kembali di hutan Ketapang, di tempat yang sama saat dia pertama kali masuk. Namun, waktu yang terasa seperti berjam-jam di Padang 12 hanya berlangsung beberapa menit di dunia nyata.
Meski selamat, Detektif Rio sadar bahwa misteri Padang 12 belum sepenuhnya terpecahkan. Kota itu mungkin akan kembali, dan dia harus selalu siap. Padang 12 adalah bukti bahwa di dunia ini, ada banyak hal yang lebih dari sekadar logika, dan tidak semuanya bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
By. @Septadhana
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment