Judul: "Kura-Kura Abu Hurairah dan Tertawanya Rasulullah"
Suatu hari di kota Madinah, Abu Hurairah—sahabat Nabi yang sangat mencintai ilmu—datang tergopoh-gopoh ke rumah Rasulullah SAW sambil membawa sesuatu di balik bajunya.
"Assalamu’alaikum ya Rasulullah!" sapa Abu Hurairah dengan napas terengah.
"Wa’alaikumussalam, ada apa engkau tampak seperti sedang menyelamatkan harta rampasan perang?" jawab Rasulullah dengan senyum bercanda.
Abu Hurairah membuka bajunya perlahan… dan muncullah seekor anak kucing kecil berwarna belang tiga yang langsung mengeong pelan.
"Ini dia penyebabnya, ya Rasulullah! Kucing ini tadi mengeong padaku terus, seperti minta makan. Aku beri roti, dia masih mengeong. Aku beri susu, dia minum, tapi masih ikut aku ke mana-mana. Jadi... aku bawa ke sini. Mungkin dia mau belajar hadis juga!" kata Abu Hurairah sambil tertawa kecil.
Kisah Lain: "Balapan Makan Kurma"
Pernah juga suatu hari, Rasulullah sedang duduk bersama beberapa sahabat—di antaranya Ali bin Abi Thalib, Bilal, dan Anas bin Malik. Mereka sedang makan kurma bersama sambil berbincang santai.
Anas bin Malik, yang masih muda saat itu, diam-diam membuang biji kurma yang sudah ia makan ke depan piring Ali bin Abi Thalib.
Setelah beberapa saat, tumpukan biji di depan Ali semakin banyak, dan Rasulullah melirik sambil tersenyum.
"Ali, kau memang rakus juga ya… bijinya lebih banyak dari yang lain!" candanya.
Semua orang tertawa, termasuk Ali, tapi ia tak kalah cepat membalas.
"Ya Rasulullah, saya memang makan kurma… tapi saya tidak makan bijinya seperti Anas!" jawab Ali dengan muka pura-pura serius.
Anas langsung merah mukanya sambil tertawa malu, dan Nabi pun tertawa bersama mereka.
Si Unta yang Cemburu
Suatu hari, Rasulullah ﷺ sedang duduk bersama para sahabat. Tiba-tiba seekor unta datang mendekat sambil mengeluh—serius, dia kayak mau curhat!
Unta itu mengeluarkan suara sedih, bahkan meneteskan air mata di depan Rasulullah.
Tiba-tiba Bilal berkata pelan, “Ya Rasulullah, sepertinya bukan cuma unta yang cemburu... Kalau ada sahabat yang gak kebagian kurma kemarin, mungkin dia juga bisa nangis di sini.”
Suatu waktu, Rasulullah dan istrinya, Aisyah r.a., sedang dalam perjalanan. Rasulullah dengan semangat mengajak Aisyah balapan lari.
“Siapa takut!” kata Aisyah sambil bersiap.
Aisyah pun menang di lomba lari pertama. Ia bersorak, “Yeay! Aku menang!”
Beberapa tahun kemudian, saat Aisyah mulai sedikit bertambah berat badannya (karena bahagia dan makan enak), mereka kembali balapan.
Aisyah pura-pura merajuk, “Mainnya pakai dendam ya, ya Rasulullah?”
Umar yang Ditakuti Setan
Umar bin Khattab yang duduk tak jauh cuma mengangkat alis. “Kenapa? Memangnya kau pikir setan tak kenal kekuatan tatapan?”
Anas bin Malik berbisik ke Bilal, “Kalau Umar masuk pasar, setan auto resign.”
Umar pun tersenyum dan berkata, “Alhamdulillah, akhirnya wajah ini berguna juga.”
Abu Bakar dan ‘Tebakan Lucu’
Suatu sore, Abu Bakar datang sambil tersenyum ke masjid, membawa sepotong roti dan zaitun.
Rasulullah bertanya, “Apa yang kau bawa, wahai Abu Bakar?”
Abu Bakar menjawab, “Ini sarapan istimewa, ya Rasul. Roti dan zaitun...”
Rasulullah tersenyum, “Sarapan istimewa atau bekal pelit?”
Abu Bakar tertawa, “Kalau istimewa, saya bawa untuk dibagi. Kalau pelit, saya makan diam-diam tadi di rumah.”
Anak Kecil dan “Jenggot Rasulullah”
Suatu hari, ada seorang anak kecil datang ke masjid dan duduk di dekat Rasulullah.
Para sahabat menahan tawa. Rasulullah menatap anak itu dengan wajah serius, lalu berkata pelan:
“Karena jenggot ini sering dengar wahyu... jadi ikut keriting karena tegang!”
Anak kecil itu tercengang lalu mengangguk serius. “Berarti kalau aku sering baca Al-Qur’an, rambutku bisa kayak itu juga?”
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ bukan hanya seorang nabi dan pemimpin, tapi juga seorang yang hangat, penuh cinta, humoris, dan menyenangkan, bahkan kepada anak-anak sekalipun. Beliau bercanda, tapi selalu dalam kebaikan dan tanpa menyakiti siapa pun.
Semoga Bermanfaat
@Septadhana
No comments:
Post a Comment