6. Uang Raib, Tuyul Mengendap di Malam Hari
Desaku pernah geger. Bukan karena banjir atau longsor, tapi karena uang warga lenyap secara misterius. Mulai dari pecahan receh hingga ratusan ribu—semuanya menguap. Desas-desus mengarah pada sosok tuyul.
Dua warga mendadak kaya. Sawah bertambah, rumah mewah berdiri. Tapi setiap malam, bunga kantil selalu diletakkan di dekat brankas. Tak lama, kepala desa turun tangan. Tuyul berhasil ditangkap, dan disuruh diambil kembali oleh pemiliknya dalam waktu tiga hari. Tapi tak ada yang datang.
Tuyul pun dibuang ke Laut Selatan.
Apakah cerita berakhir di situ? Tidak juga. Karena setelah tuyul itu lenyap, suasana desa berubah. Seolah... sesuatu masih mengintai, menunggu kesempatan untuk kembali.
7. Gadis di Jembatan Gondolayu
Apa yang akan kamu lakukan jika seseorang yang kamu bonceng di motor tiba-tiba menghilang tanpa jejak?
Pak Aryono, seorang polisi, pernah mengalaminya. Gadis berseragam putih meminta tumpangan di malam sunyi. Selama perjalanan, ia diam membeku. Tapi begitu sampai di jembatan, gadis itu meminta turun.
Saat Pak Aryono menoleh… tak ada siapa-siapa. Hanya udara dingin yang tersisa.
Cerita warga menyebutkan bahwa jembatan itu kerap digunakan sebagai tempat bunuh diri. Mungkinkah gadis itu adalah arwah penasaran yang belum menemukan jalan pulang?
8. Ritual di Tengah Ladang Tebu – "Anak Kunci Ke-13"
Cerita ini tidak pernah dimuat di media, hanya beredar dari mulut ke mulut di sebuah desa kecil di pesisir Jawa Timur. Konon, setiap malam Jumat Kliwon, ladang tebu milik keluarga Suryonegoro selalu terdengar gamelan mengalun lirih, padahal tidak ada siapa pun di sana. Orang-orang menyebutnya “Panggung Gaib”.
Suatu hari, anak sulung keluarga itu, Rama, menghilang tanpa jejak. Pencarian besar-besaran dilakukan, tapi hasil nihil. Hingga suatu malam, petani bernama Pak Taryo menemukan jejak kaki anak kecil menuju tengah ladang—jejak yang tiba-tiba hilang di antara batang tebu, seolah... lenyap ditelan bumi.
Tiga hari kemudian, Rama ditemukan berdiri diam, telanjang, di tengah ladang, matanya kosong, dan tangannya menggenggam kunci tua berkarat. Ia hanya mengucapkan satu kalimat sebelum pingsan: “Aku sudah membuka pintu ke-13…”
Menurut dukun desa, ladang itu dibangun di atas tanah bekas tempat pembantaian massal zaman penjajahan. Ada 13 gerbang gaib yang tersegel, dan Rama… telah membukanya satu.
Sejak itu, malam-malam di desa menjadi dingin dan berisik. Tangisan anak-anak terdengar dari ladang yang kosong. Warga mengadakan ritual penutupan gerbang, namun kunci tua yang digenggam Rama menghilang begitu saja dari tempat penyimpanannya.
Dan hingga kini, belum ada yang berani menebas tebu di bagian tengah ladang itu.
9. Boneka Pengantin dari Peti Tua
Di sebuah rumah tua yang diwarisi keluarga di Bandung Utara, seorang wanita bernama Laras menemukan peti kayu di loteng yang tertutup debu tebal. Di dalamnya… sebuah boneka pengantin lengkap dengan gaun putih dan mahkota mini. Laras mengira itu peninggalan masa kecil ibunya.
Namun sejak peti itu dibuka, suara gamelan lembut terdengar dari ruang tamu setiap pukul dua dini hari. Boneka itu... berpindah tempat sendiri. Pernah ditemukan di kamar mandi, kadang berdiri di dapur, bahkan pernah duduk manis di ruang makan.
Puncaknya, suami Laras terbangun dan melihat Laras sedang tertawa sendiri di ruang tamu sambil menimang boneka itu, membisikkan sesuatu yang tak dimengerti. Namun keesokan paginya, Laras tak mengingat apa pun.
Ketika seorang spiritualis datang untuk menelusuri asal-usul boneka tersebut, ia langsung pingsan. Setelah sadar, ia berkata: “Itu bukan boneka. Itu jasad perempuan yang tubuhnya diawetkan dan jiwanya dikunci dalam bentuk mainan… Ia menunggu hari pernikahannya.”
Laras kini tinggal sendiri. Suaminya meninggal dalam kecelakaan misterius. Dan boneka itu… masih duduk di kamar pengantin mereka.
10. Tangga Menuju Kubur Sendiri
Seorang mahasiswa arsitektur di Yogyakarta ditugaskan mendokumentasikan bangunan tua tak terpakai untuk skripsinya. Ia memilih sebuah rumah megah bergaya kolonial yang sudah puluhan tahun kosong di daerah Kotagede. Saat menyusuri ruang demi ruang, ia menemukan tangga spiral besi yang mengarah ke bawah tanah.
Penasaran, ia turun dengan membawa senter. Ruangan itu ternyata adalah kamar berbentuk bulat dengan dinding penuh coretan aksara Belanda dan simbol-simbol aneh. Tapi yang paling mencolok: ada 7 lubang besar di lantai yang menyerupai liang lahat.
Ia memotret ruangan itu… lalu berlari naik karena hawa dingin menusuk hingga ke tulang.
Saat membuka hasil fotonya, jantungnya nyaris berhenti. Dalam salah satu foto, ia melihat dirinya sendiri… sedang berbaring di salah satu liang lahat itu, dengan mata terbuka, menatap kamera.
Ia tidak pernah kembali ke rumah itu. Tapi dua minggu kemudian, teman kosnya menemukan dia tidur sambil bicara sendiri. Katanya, “Tangga itu akan membawaku pulang. Aku harus kembali ke lubangku.”
Beberapa hari kemudian, ia ditemukan hilang. Hanya ponselnya yang tertinggal. Dan di galeri ponsel itu… foto terakhir memperlihatkan wajahnya, tersenyum... dari dalam liang lahat.
11. Suara dari Dalam Sumur
Di dusun terpencil lereng Merapi, ada sebuah sumur tua yang sejak dahulu diyakini sebagai pintu ke dunia bawah. Konon, orang-orang yang bunuh diri di sana tidak pernah ditemukan jasadnya.
Seorang ibu rumah tangga bernama Bu Ratmi mengaku sering mendengar suara anak kecil memanggil dari dalam sumur. Awalnya ia pikir itu halusinasi. Namun setelah itu, ia mulai melihat bayangan putih berdiri di dekat sumur setiap malam Jumat.
Puncaknya adalah ketika anaknya yang masih balita tiba-tiba menghilang dari kamar. Jejak kaki kecil menuju sumur ditemukan. Ketika warga menguras air sumur dengan bantuan pompa... air tak pernah surut.
Lalu, dari dalam sumur, muncul boneka basah yang bukan milik siapa pun.
Yang membuat bulu kuduk berdiri? Boneka itu mengenakan baju yang sama persis seperti yang dikenakan anak Bu Ratmi saat terakhir terlihat. Di dadanya tertulis: “Ibu… aku di sini.”
12. Pesan dari Lorong Hotel – Kamar 404
Kamar 404 di sebuah hotel tua di Solo tak pernah disewakan. Jika ditanya, resepsionis hanya menjawab, “Penuh.” Tapi seorang turis asing yang tak bisa bahasa Indonesia berhasil menyewa kamar itu karena kesalahan administrasi.
Malam pertama, ia menelepon lobi sambil berteriak. Ia mengaku mendengar suara orang mengetuk dari dalam lemari. Petugas hotel datang, namun lemari terkunci dan kosong. Esoknya, tamu itu pindah kamar, tapi wajahnya selalu pucat dan ketakutan.
Beberapa hari setelahnya, ia meninggalkan hotel tanpa check-out. Ditinggalkannya secarik kertas di meja kamar: “There’s a girl crying in the closet every 3:15 a.m. She asked me to find her name… Her name is…(terpotong dan tercoret tinta).”
Pihak hotel menutup kamar 404 selamanya. Tapi suara ketukan lemari… masih terdengar. Bahkan, aplikasi pemesanan kamar online selalu menunjukkan 1 kamar tersedia—kamar itu. Dan mereka yang mencoba memesan... sering mendapat notifikasi: “Terima kasih sudah memilih Kamar 404. Kami tunggu.”
Penutup
Kisah-kisah di atas bukan sekadar cerita tidur atau legenda urban. Mereka adalah fragmen dari pengalaman nyata, dituturkan oleh mereka yang benar-benar mengalaminya. Namun satu pertanyaan tersisa: Beranikah kamu membuktikan apakah dunia lain benar-benar ada?
Atau… kamu memilih untuk tetap percaya bahwa semua ini hanyalah kebetulan belaka?
Semoga Menghibur.
@RSW
No comments:
Post a Comment