Dalam lelahmu, engkau tetap berdiri.
Dalam diam, engkau berjuang.
Dalam doamu, ada harapan yang tak pernah putus untuk kami.
Sejak langkah pertama kami goyah, tanganmulah yang paling setia menggenggam.
Saat kami jatuh, engkau tak pernah bertanya siapa yang salah— engkau hanya memastikan kami bangkit kembali.
Kasihmu tak pernah meminta balasan, bahkan sering kali tak meminta untuk dipahami.
Ibu adalah sosok yang sering terlupakan saat kami sibuk mengejar mimpi, namun selalu mengingat kami dalam setiap sujud dan air mata.
Ia menahan lapar agar anaknya kenyang,
menahan sedih agar anaknya bahagia,
menahan sakit agar anaknya tetap kuat.
Tak ada jam istirahat bagi seorang ibu.
Tak ada cuti dari rasa khawatir.
Bahkan ketika kami jauh, namamu tetap ia sebut dalam doa malamnya.
Hari ini mungkin hanya satu hari untuk merayakan Ibu, namun jasamu adalah cerita seumur hidup.
Jika cinta bisa diukur, maka cinta ibu adalah ukuran yang tak pernah cukup dihitung.
Terima kasih, Ibu.
Atas sabar yang tak pernah habis.
Atas cinta yang tak bersyarat.
Atas doa yang diam-diam menyelamatkan kami berkali-kali.
Selamat Hari Ibu.
Engkau bukan hanya melahirkan kami ke dunia, tetapi mengajarkan kami arti hidup, cinta, dan ketulusan yang sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment