Cerita ; Aurora: Penjaga Bintang Terakhir



Bab 1: Kapal Eclipse Nova dan Misi Terakhir

Tahun 3087. Alam semesta perlahan kehilangan cahayanya. Satu per satu, bintang-bintang mati, galaksi-galaksi runtuh, dan kehidupan pun musnah tanpa sumber energi.

Di sudut galaksi Andarion, Rio, mantan pencuri antarbintang yang hidup dalam pelarian, sedang menjalani hukuman di koloni penjara asteroid Y-17. Namun, nasibnya berubah saat Komando Federasi Galaksi datang menawarkan kesepakatan.

Kami butuh kau untuk menyelamatkan satu-satunya bintang yang tersisa—Aurora. Kau satu-satunya pilot yang pernah berhasil menembus Nebula Gul’dan dan keluar hidup-hidup,” ujar Laksamana Solari.

Meski awalnya ragu, Rio akhirnya menerima misi itu — bukan karena ingin jadi pahlawan, tapi karena satu pesan yang dikirim mendiang ibunya melalui kapsul waktu:

“Jika kamu bisa temukan Aurora, kamu akan menemukan asal cahaya dalam dirimu.”

Bersama awak kapal Eclipse Nova:

  • Lira Solis, ilmuwan berdarah dingin dan ahli energi bintang.

  • Drex-92, robot tempur yang rusak ingatan, tapi punya naluri pelindung kuat.

  • Tiko, makhluk kecil misterius yang berasal dari ras kuno yang mampu ‘berbisik’ pada bintang.

Mereka meluncur menuju Aurora, menembus badai bintang, melintasi reruntuhan pesawat generasi lama, dan memasuki ruang angkasa yang gelap dan tak ramah.

Namun, dalam bayang-bayang gelap, sesuatu mengintai…


Bab 2: Umbra dan Kebenaran Cahaya

Setelah menempuh perjalanan penuh rintangan, Eclipse Nova akhirnya memasuki orbit Aurora. Tapi mereka disambut oleh pemandangan mengerikan: pasukan Umbra—entitas gelap tak bernyawa—sudah mengepung inti Aurora.

Pemimpin mereka adalah Zareth the Hollow, makhluk yang dulunya penjaga bintang namun berubah menjadi kegelapan hidup karena rasa putus asa dan kehilangan.

Aurora tak bisa diselamatkan, Rio, tapi kau bisa memilih: bergabung denganku dan hidup abadi dalam kegelapan... atau mati bersama bintang terakhir itu.

Rio, yang awalnya hanya ingin menyelesaikan misi dan pergi, mulai terguncang. Selama penjelajahan di reruntuhan Kuil Cahaya, ia melihat ukiran aneh: gambar sosok manusia berdiri di tengah cahaya, dengan lambang R di dada.

Lira menganalisis:

“Itu bukan ukiran biasa, Rio. Sosok itu... mirip kau. Kau adalah keturunan Penjaga Cahaya Pertama. Tubuhmu mengandung partikel yang bisa menyatu dengan inti bintang.”

Rio bingung, marah, dan takut. Ia merasa dimanfaatkan. Tapi Tiko, yang selama ini hanya berbicara melalui getaran bintang, menyentuh dada Rio dan membisikkan kata-kata dari bahasa kuno:

“Cahaya bukan warisan. Cahaya adalah pilihan.”


 

Bab 3: Pengorbanan Rio dan Kebangkitan Cahaya

Pertempuran terakhir dimulai. Pasukan Umbra menyerang Eclipse Nova. Lira menyiapkan pelontar cahaya terakhir, Drex bertarung habis-habisan melindungi ruang kendali, dan Tiko melompat dari satu panel ke panel lainnya menstabilkan gravitasi buatan.

Rio masuk ke dalam inti Aurora, dikelilingi cahaya hidup yang semakin redup.

Rio, kau akan binasa jika bersatu dengan inti itu!” teriak Lira melalui komunikasi.

Tapi Rio sudah membuat pilihan. Ia mengingat masa kecilnya, ibunya, dan semua bintang yang padam karena ketamakan makhluk semesta. Ia ingin mengakhiri siklus itu.

Dengan seluruh kekuatan, Rio melepaskan seluruh partikel cahaya dalam tubuhnya ke inti bintang.

Aurora meledak — bukan dalam kehancuran, tapi kelahiran kembali.

Ledakan itu tidak menghancurkan, melainkan menyebar menjadi gelombang cahaya baru. Satu per satu, bintang-bintang di seluruh penjuru galaksi menyala kembali, bangkit dari mati suri.

Zareth memudar, seperti bayangan di bawah cahaya pagi.

Namun Rio… lenyap.

Tubuhnya tak ditemukan, tapi di langit malam seluruh dunia, muncul satu gugus bintang baru yang membentuk siluet: seseorang berdiri dengan tangan terangkat ke langit.


Epilog

Lira kini menjadi penjaga baru Aurora. Drex menamai ulang dirinya sebagai Drex-Rio untuk menghormati sahabatnya. Dan Tiko? Ia menghilang, mungkin kembali ke bintang asalnya.

Setiap malam, anak-anak menatap langit dan berkata:

“Cahaya kembali karena satu orang memilih untuk bersinar.”

Dan nama itu pun hidup abadi di bintang-bintang: Rio, Penjaga Bintang Terakhir.




Semoga Menghibur.

@SeptaDhana


Baca Juga:


No comments: