Detektif Rio dalam Misteri-forensik dan psikologis yang menempatkan Detektif Rio dalam konflik yang semakin dalam — antara kenyataan dan rekayasa identitas.
Bab 14: Laporan yang Tak Pernah Terkirim
Sebelum 2011, semua data Rio kosong.
“Rio Septa layak dilibatkan sebagai pemantau eksperimen lapangan karena struktur kognitifnya unik: stabil secara emosional namun menyerap resonansi eksternal tanpa resistensi.”
Detektif Rio membeku. Ia bukan pengamat eksperimen. Ia adalah bagian dari eksperimen itu sendiri.
Bab 15: Resonator di Dalam Diri
Dua hari kemudian, Rio menghubungi seorang neurosaintis bawah tanah bernama Dr. Arkan, mantan peneliti yang kabur dari LARENA saat proyek dibubarkan secara paksa.
Detektif Rio menyerahkan dirinya untuk pemindaian fMRI dan elektroensefalogram penuh.
Hasilnya:
Aktivitas korteks prefrontal dan limbik Rio menunjukkan gelombang sinkronisasi yang hanya pernah terlihat pada subjek LARENA tingkat ketiga — yaitu subjek yang dirancang untuk “menyerupai orang normal” namun memiliki kapasitas refleksi identitas berlapis.
Dengan kata lain, Detektif Rio… mungkin tidak hanya satu orang.
Bab 16: Kasus yang Tidak Pernah Ditangani
Detektif Rio mulai mengingat — bukan sebagai kilas balik, tetapi seperti film yang belum pernah ia tonton, tapi ia tahu alurnya.
Satu kasus muncul dalam pikirannya: “Kasus Domus Corpus” — pembunuhan tujuh mahasiswa psikologi pada tahun 2011 yang tidak pernah berhasil diungkap.
Detektif Rio mengecek arsipnya — dan menemukan ia terdaftar sebagai penyelidik utama kasus itu.
Di tempat kejadian perkara, ditemukan tujuh kepala manusia di dalam tangga spiral, dan di atasnya tertulis:
“Kami telah dibangun. Sekarang kami melihat dari dalam dirimu.”
Bab 17: Cermin Terakhir
Detektif Rio kembali ke rumah Felia, yang sudah disegel, dan meminta izin khusus untuk masuk. Di kamar belakang, ia membuka cermin tua yang sebelumnya dianggap tidak relevan.
Di baliknya tersembunyi catatan tangan Felia, berjudul:
“Catatan untuk Rio — Jika Kamu Membacanya.”
Isinya:
“Kita bukan korban, Rio. Kita bukan detektif. Kita adalah vektor. Mereka membangun kita bukan untuk menghentikan pembunuhan… tapi untuk mengikuti skenario pembunuhan sampai akhir.Jika kamu membaca ini, berarti skenarionya belum selesai.Carilah yang disebut ‘Tuan Spiral’. Ia bukan manusia biasa. Ia… adalah penulis.”
Bab 18: Tuan Spiral
Detektif Rio mulai menerima satu kebenaran: selama ini ia hanya menyelesaikan kasus yang sudah ditulis untuknya.
Setiap petunjuk, sidik jari, bahkan motif pelaku — semuanya terlalu tepat, terlalu "puitis".
Detektif Rio menemukan alamat tua di Surakarta — bekas rumah Prof. Moelyani yang kini kosong. Di dalamnya, ia menemukan ruangan bawah tanah. Dan di dalamnya...
Sebuah kursi. Sebuah monitor. Sebuah rekaman audio.
Detektif Rio duduk. Suara tua terdengar dari speaker:
“Halo, Rio. Atau… siapa pun kamu hari ini.Kamu sedang membaca bab akhir dari cerita yang kami tanam di dalam dirimu.Kamu bukan detektif. Kamu adalah pembawa simetri.Dan dunia ini... adalah panggung yang dibangun dari resonansi pikiranmu sendiri.”
Bab 19: Apakah Semua Ini Fiksi?
Detektif Rio berdiri di depan cermin.
Ia melihat bayangannya... lalu melihat tujuh bayangan di belakangnya, perlahan membentuk lingkaran. Masing-masing memegang benda berbeda:
-
Pena
-
Pisau
-
Kamera
-
Papan nada
-
Peta
-
Manekin kecil
-
…dan cermin bundar kecil
Detektif Rio berbalik. Tidak ada siapa-siapa.
Namun di lantai, sebuah kertas tergeletak dengan tulisan tangan familiar:
“Bila kamu ingin menghentikan semua ini, kamu harus pecahkan cermin itu — dan jangan percaya apa pun setelahnya, termasuk dirimu sendiri.”
Bab 20: Rio vs. Rio
Dalam bab penutup sementara ini, Rio kembali ke ruang investigasinya. Ia menghapus seluruh file, menyegel seluruh berkas, dan menulis laporan terakhir.
“Aku bukan siapa-siapa. Atau mungkin aku semua dari mereka. Jika kamu membaca ini, mungkin kamu adalah aku yang berikutnya.”
Epilog: Sistem Telah Diatur Ulang
Di layar komputer tua, muncul teks:
“Subjek RIO/Septa/No.008—Telah selesai. Memulai subjek berikutnya... Anda.”
🔍 Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Cerita ini sekarang masuk ke zona meta-fiksi, di mana Detektif Rio mungkin hanyalah bagian dari eksperimen psikologis besar tentang penyelidikan dan realitas. Namun... siapa yang menulis kasus-kasus ini?
Semoga Menghibur.
@RSW
- Cerita ; Akhir dari Detektif Rio (Lanjutan dari kasus sebelumnya)
- Cerita ; Simetri Cermin (lanjutan dari Perjamuan Sunyi dan Resonansi Terakhir)
- Cerita ; Perjamuan Sunyi
- Cerita ; Resonansi Terakhir
- Cerita ; Bayangan di Kamar 308 - Berdasarkan Kisah Nyata
- Cerita ; Aurora: Penjaga Bintang Terakhir
- AI PART 01: Awal dari Kecerdasan Buatan yang Mengubah Dunia!
- Kartun AI Anomali: Lucu Tapi Bisa Merusak Pola Pikir Anak, Jangan Sampai Anak Kamu Nonton Kartun AI Ini! Ini Alasannya...
- Sangkuriang Baru - Bahasa Jawa
- EduFAIR 2025 Membuat Comic
No comments:
Post a Comment