Kasus Pembunuhan dengan Identitas Ganda dan Ingatan Palsu
Bab 1: Undangan Terakhir
Ia duduk di kursi makan bundar klasik, mengenakan jas rapi, napkin dilipat di pangkuan, dan di hadapannya: sebuah piring kosong dengan pisau daging berdarah tertancap ke dalam dada kirinya.
Di piring manekin-manekin itu terletak potongan daging. Saat diuji forensik, hasilnya:
semua potongan daging adalah dari tubuh manusia. Tapi semuanya milik orang yang berbeda.
Bab 2: Detektif Rio dan Jejak Tak Masuk Akal
Detektif Rio tiba keesokan harinya. Di ruang makan itu, ia langsung melihat pola:
-
Posisi manekin menyerupai pola pemakaman Jawa kuno
-
Di belakang kepala Dr. Edwin, tergantung lukisan lawas bertuliskan aksara Kawi yang jika diterjemahkan:
“Yang menabur nama, akan memakan ingatan.”
Di lemari kayu tua, Rio menemukan arsip jurnal pribadi Dr. Edwin. Salah satu catatan menarik:
“Aku tidak yakin lagi dengan wajahku sendiri. Waktu makan malam semakin dekat. Tamu-tamu itu bukan lagi teman, mereka adalah topeng dari ingatan yang hilang.”
Di bawahnya: daftar tujuh nama — yang semuanya ternyata adalah nama-nama pasien hilang ingatan yang sempat dirawat di RS Jiwa Gunung Sari antara tahun 1990–1998.
Bab 3: Potret Terbelah
Detektif Rio menelusuri rumah Edwin lebih dalam. Ia menemukan ruangan rahasia di bawah tanah — berisi ratusan foto potret orang-orang berbeda, namun... semuanya memiliki satu kesamaan: mata kanan yang buram. Seolah disengaja.
“Seperti wajah yang dicetak ulang,” ujar ahli digital forensik.
Bab 4: Autopsi dan Fragmen Otak
Hasil autopsi Dr. Edwin mengejutkan:
-
Luka tusuk tidak menyebabkan kematian seketika. Ia masih hidup setidaknya 2 menit setelah tertusuk.
-
Ditemukan jejak zat psikoaktif di otaknya: sejenis resin alami dari pohon langka Kalimantan — yang dalam takaran tertentu, bisa menyebabkan delusi wajah dan hilangnya identitas diri.
-
Namun yang paling misterius:
Otak korban ditemukan telah dipotong sebagian sebelum ia meninggal.
Bab 5: Ingatan yang Dimanipulasi
Detektif Rio mendatangi RS Jiwa Gunung Sari yang kini tutup. Dari arsip yang tersisa, ditemukan nama pasien: Irawan, pria berusia 34 tahun pada tahun 1997, yang sempat dirawat karena delusi identitas ganda.
Namun wajah Irawan... identik dengan Dr. Edwin.
Berdasarkan rekam medis, Edwin (atau Irawan?) pernah berkata kepada psikiater:
“Aku hanya ingin memecahkanku jadi tujuh... agar aku tak lagi sendirian.”
Bab 6: Kebenaran yang Terbagi
Detektif Rio kembali ke TKP. Ia memeriksa kembali lukisan aksara Kawi dan menyadari bahwa simbol-simbolnya adalah arah kompas ritual kuno: utara, selatan, barat, timur, dan pusat.
Ia menempatkan ulang posisi manekin berdasarkan itu.
Isinya:
Seorang pria — wajahnya mirip Edwin — sedang “mewawancarai” tujuh orang. Tapi... semua suara dan mimik mereka sama.Di akhir rekaman, pria itu menangis sambil berkata,“Aku tidak tahu siapa aku yang asli.”
Epilog: Siapa yang Membunuh?
Penyelidikan ditutup setelah tidak ditemukan pelaku luar. Tapi bagi Detektif Rio, jawabannya jelas:
Dr. Edwin membunuh dirinya sendiri — tapi dengan keyakinan bahwa ia sedang “membunuh tujuh kepribadian lain” yang hidup di dalam dirinya.Ia menciptakan perjamuan imajiner, membagi dirinya menjadi tujuh bagian, dan mengakhiri hidup sambil “makan kembali” fragmen jiwanya.
Di dalam lemari piano, Detektif Rio menemukan satu surat terakhir, ditujukan bukan kepada keluarga, tetapi kepada siapa pun yang menemukannya:
“Jika kamu membaca ini, maka aku gagal menjadi satu. Tapi tolong — jangan pernah biarkan wajah-wajah itu keluar lagi. Mereka... bukan aku.”
📌 Catatan Akhir
Detektif Rio menuliskan laporan:
“Bukan hanya kematian yang bisa membunuh. Pecahan kepribadian, bila cukup dalam dan tak ditangani, bisa menciptakan korban — dan kadang, pembunuh — dalam satu tubuh.”
@septADhana
- Cerita ; Akhir dari Detektif Rio (Lanjutan dari kasus sebelumnya)
- Cerita ; Simetri Cermin (lanjutan dari Perjamuan Sunyi dan Resonansi Terakhir)
- Cerita ; Perjamuan Sunyi
- Cerita ; Resonansi Terakhir
- Cerita ; Bayangan di Kamar 308 - Berdasarkan Kisah Nyata
- Cerita ; Aurora: Penjaga Bintang Terakhir
- AI PART 01: Awal dari Kecerdasan Buatan yang Mengubah Dunia!
- Kartun AI Anomali: Lucu Tapi Bisa Merusak Pola Pikir Anak, Jangan Sampai Anak Kamu Nonton Kartun AI Ini! Ini Alasannya...
- Sangkuriang Baru - Bahasa Jawa
- EduFAIR 2025 Membuat Comic
No comments:
Post a Comment