Information :
Program Free, Tutorial Software, Education Komputer for Kid's
Septadhana - WA. 081233406545
The Story of the Construction of the Abu Simbel Temple Upstream of the NIL River in Aswan, Egypt
Kisah Pembanguna Kuil Abu Simbel di hulu sungai Nil di Aswan Mesir
Cerita sejarah pembangunan Kuil Abu Simbel di Hulu Sungai Nil, Mesir, melibatkan Firaun Ramses II dan pembangunan megahnya yang dimaksudkan sebagai monumen penghormatan terhadap dirinya sendiri dan dewa-dewa Mesir. Inilah cerita sejarahnya:
Latar Belakang dan Niat Pembangunan:
Pada abad ke-13 SM, Firaun Ramses II memerintah Mesir selama periode yang panjang dan penuh kejayaan. Ia adalah salah satu firaun terkenal dari Dinasti ke-19 Mesir. Pada masa pemerintahannya, Ramses II ingin memperkuat legitimasinya dan meningkatkan posisinya di antara raja-raja Mesir yang agung. Salah satu cara yang dipilihnya adalah dengan membangun kuil megah yang akan menjadi tanda kebesaran dan penghormatan terhadap dirinya sendiri dan dewa-dewa.
Pembangunan Kuil:
Pemilihan Lokasi:
Ramses II memilih lokasi di tepi barat Danau Nasser, sebuah lokasi yang strategis dan terpencil, untuk membangun kuilnya. Lokasi ini dipilih dengan cermat agar kuil tersebut dapat dihormati oleh masyarakat Mesir dan oleh mereka yang datang dari wilayah selatan, termasuk Nubia.
Arsitektur Megah:
Kuil Abu Simbel terdiri dari dua candi utama: Candi Ramses II dan Candi Nefertari. Candi Ramses II didedikasikan untuk dewa-dewa Ra-Harakhte, Ptah, dan dewa Amun, sementara Candi Nefertari didedikasikan untuk dewi Hathor. Kedua candi ini memiliki arsitektur yang megah, dengan patung-patung kolosal yang tinggi dan hiasan-hiasan ukiran yang menggambarkan kebesaran dan keagungan firaun.
Kesuksesan Militer Ramses II:
Selain membangun kuil, Ramses II juga ingin memperingati keberhasilannya dalam pertempuran dan kampanye militer. Relief-relief di kuil menggambarkan kemenangannya, termasuk Pertempuran Kadesh, yang dianggap sebagai salah satu konflik militer terbesar pada masanya.
Penghormatan Terhadap Dewa-Dewa:
Penghormatan Terhadap Dewa Ra:
Patung Ramses II di kuil utama didesain untuk menangkap sinar matahari pada dua hari tertentu dalam setahun (sekitar tanggal 22 Februari dan 22 Oktober), yaitu ulang tahun firaun dan hari naik takhta, sebagai penghormatan terhadap dewa Ra.
Pemujaan Dewa-Dewa Utama:
Kuil ini dibangun dengan penuh kehormatan terhadap dewa-dewa utama Mesir, mencerminkan peranan Ramses II sebagai pemimpin spiritual dan politik.
Pemindahan Kuil:
Ancaman Bendungan Aswan:
Pada tahun 1959, ketika pemerintah Mesir dan Uni Soviet merencanakan pembangunan Bendungan Aswan, banyak situs bersejarah di lembah sungai Nil, termasuk Kuil Abu Simbel, terancam akan tenggelam akibat pembentukan Danau Nasser.
Proyek Penyelamatan:
Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, komunitas internasional bersama UNESCO meluncurkan proyek penyelamatan untuk menyelamatkan situs-situs bersejarah ini. Salah satu upaya besar dalam proyek ini adalah pemindahan Kuil Abu Simbel.
Teknik Pemindahan:
Pemindahan kuil melibatkan proses pemotongan, pengangkatan, dan pemindahan lebih dari seribu blok batu yang besar. Teknologi modern, termasuk pemotongan laser, digunakan dalam upaya ini.
Keberhasilan Pemindahan:
Pemindahan berhasil, dan Kuil Abu Simbel kini berdiri di lokasi yang lebih tinggi dan lebih aman, sekitar 65 meter di atas dan 200 meter ke arah barat dari lokasi aslinya.
Peninggalan Kuil Abu Simbel:
Kuil Abu Simbel, baik yang asli maupun yang dipindahkan, tetap menjadi salah satu situs bersejarah terpenting di Mesir. Megahnya arsitektur dan seni rupa di kuil ini mencerminkan keagungan dan kekuasaan Firaun Ramses II, sementara proses pemindahan menjadi simbol keberhasilan upaya pelestarian warisan budaya internasional. Kuil ini juga telah menjadi daya tarik pariwisata yang luar biasa di Mesir.
Penjaga kuil Mesir Abd El-Sayed memegang Kunci kuil untuk menguncinya setelah akhir kunjungan ke reruntuhan kuil dari kuil Abu Simbel yang berusia 3200 tahun, di hulu Sungai Nil di Aswan, Mesir, 1 Mei 2023.
Kuil Abu Simbel terletak di Nubia, selatan Mesir. Kuil ini dibangun pada masa pemerintahan Firaun Ramses II, sekitar tahun 1250 Sebelum Masehi (SM). Kuil ini dibangun untuk memperingati Pertempuran Kadesh serta memberi penghormatan kepada Ratu Nefertari yang merupakan istri Firaun Ramses II.
Kuil Abu Simbel terdiri dari dua bangunan. Kuil yang lebih besar dikenal dengan nama Ramses II. Kuil ini dibangun untuk menghormati Firaun Ramses II dan Dewa Ra-Harakhty, Amun, dan Ptah. Kuil ini dibangun dengan sangat cermat, sehingga pada hari-hari tertentu, sinar matahari akan masuk ke dalam celah kuil dan menyinari patung-patung yang ada di dalam kuil utama.
Kuil yang lebih kecil dipersembahkan untuk Ratu Nefertari dan Dewi Hathor. Bagian dalam kuil ini dihiasi tiang-tiang dan memiliki arsitektur yang lebih sederhana dibandingkan kuil utama.
Sekitar tahun 600 SM, Kuil Abu Simbel mulai ditinggalkan orang dan nulai tertutup pasir. Untungnya, karena terletak di lokasi yang amat kering dan hampir tidak pernah mendapat hujan besar, bentuk kuil ini tidak berubah sama sekali. Kuil ini ditemukan kembali oleh seorang penjelajah bernama Johann Ludwig Burckhardt pada tahun 1812.
Kuil Abu Simbel mulai dipindah pada tahun 1964. Bagian-bagian kuil ini dipotong dengan sangat teliti, lalu dipindahkan ke lokasi baru yang merupakan gurun seluas 64 meter, sejauh 200 meter dari lokasi awal dan 65 meter lebih tinggi dari lokasi sebelumnya. Pada tahun 1968, kuil ini akhirnya dirangkai seperti semula.
Sayangnya, ketika memasuki dunia modern, kuil ini justru terancam bencana. Danau Nasser, yang merupakan waduk dari Bendungan Aswan, dapat menyebabkan banjir di kuil ini. Akhirnya, UNESCO pun menyelamatkan kuil ini. Caranya, dengan memindahkan kuil ini ke tempat yang lebih aman.
No comments:
Post a Comment